Bagi masyarakat awam, serangan jantung sering disamakan dengan henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest). Memang, kedua kondisi ini sekilas tampak sama dan sama-sama dapat menyebabkan kematian. Namun serangan jantung dan henti jantung mendadak merupakan dua kondisi yang berbeda. Pada beberapa kasus, adanya serangan jantung juga dapat menjadi pemicu kondisi henti jantung mendadak.
Perbedaan henti jantung mendadak dan serangan jantung
Meskipun sama-sama menyerang jantung, namun henti jantung dan serangan jantung memiliki perbedaan dari segi penyebab dan gejala. Berikut ini beberapa perbedaannya:
Definisi
Dilansir dari laman CPR.heart, henti jantung mendadak terjadi karena adanya masalah kelistrikan pada jantung. Gangguan elektrik pada jantung membuat jantung tidak dapat berdetak normal sehingga menyebabkan aliran darah ke organ vital seperti otak terganggu. Hambatan ini menyebabkan otak tidak mendapat aliran darah yang cukup sehingga dapat memicu kerusakan otak yang menyebabkan kematian.
Sementara itu, serangan jantung terjadi ketika aliran darah menuju jantung terhambat. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya penyumbatan pada pembuluh arteri sehingga menyebabkan jantung kekurangan asupan darah yang mengandung oksigen.
Pada serangan jantung, kondisi ini dapat berlangsung dalam durasi menit hingga hitungan jam. Bagian jantung yang tidak mendapat oksigen secara perlahan akan mengalami kerusakan otot jantung.
Berbeda dengan henti jantung mendadak, saat serangan jantung terjadi jantung tetap berdenyut mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Semakin lama serangan jantung terjadi tanpa penanganan, kerusakan jantung akan semakin besar dan menyebabkan kematian.
Gejala
Menurut Mayo Clinic, henti jantung mendadak seringkali terjadi secara drastis dan mendadak. Pada beberapa kasus henti jantung mendadak dapat terjadi tanpa gejala, namun sebagian lagi menunjukkan gejala berupa:
- Hilang kesadaran
- Badan tiba-tiba ambruk
- Hilang denyut nadi dan napas tidak teraba
- Sebelum mengalami gejala tersebut, pasien kerap mengalami rasa tidak nyaman di dada, sesak napas, badan lemas dan denyut jantung tidak beraturan.
Sedangkan pada serangan jantung, beberapa gejala yang sering muncul antara lain:
- Terasa tekanan, sesak dan nyeri serta sensasi meremas di dada atau lengan yang dapat menyebar ke leher, rahang dan punggung
- Mual, gangguan pencernaan, mulas dan sakit perut
- Sesak napas
- Keringat dingin
- Badan kelelahan
- Kepala mendadak pusing
Penyebab
Pada henti jantung mendadak, kondisi ini utamanya disebabkan oleh gangguan irama jantung yang berasal dari bilik jantung. Kondisi ini dapat disebabkan oleh gangguan kelistrikan otot jantung yang membuat aliran darah ke seluruh tubuh jantung berhenti. Selain itu, gangguan irama jantung juga dapat disebabkan oleh gangguan sinyal yang bertugas memompa darah pada otot jantung. Ketika terjadi gangguan maka situasi ini dapat menyebabkan terjadinya henti jantung mendadak.
Sementara itu, serangan jantung lebih banyak disebabkan oleh adanya penyumbatan arteri dari plak kolesterol dan kalsium seperti aterosklerosis. Penyumbatan ini dapat mempersempit pembuluh darah sehingga mengganggu sirkulasi aliran darah.
Penanganan
Meskipun kedua permasalahan jantung ini berbeda, namun henti jantung dan serangan jantung sebenarnya merupakan kondisi yang berkaitan. Serangan jantung yang tidak segera diatasi dapat memicu kondisi henti jantung mendadak yang menyebabkan kematian. Untuk meminimalisir risiko terkena masalah jantung, dianjurkan menjalani gaya hidup sehat dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan terutama bagi Anda yang memiliki masalah diabetes, hipertensi dan memiliki gangguan jantung lainnya.
- dr Nadia Opmalina